"Apalah arti memiliki, ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami? Apalah arti kehilangan, ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan, dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan?"
Pernah aku menyimpan hasrat untuk belayar membelah lautan. Dek kerana rasa cintaku pada laut dan kamu, mungkin itu pengaruhnya. Entah kenapa, mata tak pernah jemu menatap, hati pula selalu damai dengannya. Dan entah bagaimana juga, tak semena peluang itu menjengah depan mata. Tanpa perancangan rapi, tanpa aturan yang beria, kaki akhirnya menapak juga ke dalam perut kapal. Allahu. Kecil rasanya diri, berdiri di dalam sebuah kapal besar dan berada di atas lautan luas tak bertepi. Gembira dan sedih, bercampur-baur rasa. Bak kata teman, "muka kau happy sangat walaupun hakikatnya kau sedih."
Dan peluang ini datang bukan pada hari-hari biasa. Aku menapak ke sana saat umur bakal bertambah seangka lagi. Sejujurnya, aku tak kisah tentang tarikhnya. Yang aku kisahkan, apakah rasanya?
Yang aku sedar dan yang aku jumpa di sana hanyalah satu rasa yang aku simpan kejap dalam hati, sedari hari aku membawa diri. Apa saja yang aku lakukan di atas sana membawa aku pada sesuatu yang aku cuba lupakan, tinggalkan. Tiap laku, tiap rutin, tiap perkataan; semuanya membawa aku pada dia. Aku cuba tersenyum pada realiti, tapi akhirnya realiti itu yang satu persatu merenyuk hati sendiri. Ini rasanya begini, ini rasanya begitu... semuanya membawa aku pada isi bicara kita lewat malam dulu. Terngiang-ngiang suaranya bercerita tentang objek apung itu. Andai sahaja ada entah apa-apa yang boleh aku mintakan sesuatu untuk direalisasikan, satu-satunya perkara yang ingin aku minta waktu itu cuma adanya kamu. Dan akan aku katakan pada kamu, "sekarang saya tahu rasanya menjadi kamu dan kamu tidak seorang."
"Apalah artinya cinta, ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami tertunduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apa pun?"
Nyata, masih kamu yang menjadi utamaku. Masih.
Pagi itu, matahari naik dengan indahnya. Laut tenang setenang-tenangnya. Semuanya seakan-akan meraikan aku, mahu mendamaikan hati aku. Jauh aku membuang pandangan, berbicara pada laut tentang semuanya yang aku mahu kamu tahu.
"Bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang sahaja."
Superstar Libra, 23.02.2017 - 24.02.2017
No comments:
Post a Comment